Gue sedikit pengen berbagi cerita gue yang beberapa hari ini gue jalanin, gue baru masuk di Universitas *Sensor* Swasta di satu daerah. Setelah menjalani inagurasi, yang cukup panjang selama 3 hari 2 malam lamanya kami dijajah oleh kakak Senior mulai di suruh bangun cepat lah (gue sendiri yang tidur kaya kebo :v), main game yang berbau lumpur (dan kulit gue yang agak sensitif :v), makan sampe 10 menit (dan gue makan kaya anak-anak yang disuapin induknya :v) bayangin aja gimana jadinya gue pada waktu itu... (hwaa...ngga kebayang deh...) dan setelah inagurasi selesai, ngga pake libur, besok paginya langsung masuk kuliah tanpa istirahat T.T, gimana capeknya lengkap lah sudah :v.

Dan waktu masuk kuliah gue kira hari pertama masuk pasti bakal biasa aja, dalam arti biasa aja gue kira paling cuma perkenalan aja tapi tak taunya malah di kasih tugas sama dosen, tugasnya juga harus dikumpul minggu depan (OMG demi apa.? O-O) dan tugas dari dosen berlanjut pada hari-hari seterusnya...

but it's oke, setelah di pikir-pikir ini pembelajaran juga sih buat gue, bahwa gue itu harus disiplin dalam mengerjakan apa pun, dan selama mengikuti perkuliahan dan masa inagurasi gue cukup terhibur walaupun di awal agak sedikit kesel sama perbuatan kaka senior xD.

Cat A.W.O.L' atau 'kucing hilang' menceritakan cerita cinta yang manis antara anak magang bernama Mayo (Pimchanok Leuwisetpaiboon) dengan mentornya yang bernama Mor (Arak Amornsupasiri).

Sebagai anak magang Mayo berusaha mendapatkan nilai terbaik dan diam-diam menyimpan perasaan pada sang mentor. Mor sendiri berkerja sebagai seorang asisten sutradara dari Dope (Pongsak Pongsuwan).

Pada suatu hari Dope dan Mor menerima tantangan dari salah satu kliennya asal Jepang dengan menggunakan kucing sebagai model iklan. Sialnya, sang sutradara, justru memiliki phobia terhadap kucing.

Hal inilah yang membuat Mor mendapatkan kepercayaan sebagai sutradara pada proyek perdananya ini. Kedekatan Mayo dan Mor sebagai asisten dan atasannya menjadi sajian yang membuat para penontonnya terseyum gemes. Di sini pun Mayo harus merawat 'Johnny' si kucing yang menjadi bintang iklan dalam proyek mereka.
Seiring dengan kedekatan keduanya Mayo pun merasakan adanya getar asmara pada hatinya. Adegan konyol dan menghibur ala film Thailand ini juga semakin lengkap dengan pemeran pendukung lainnya.
Namun demikian cerita indah tersebut tidak berjalan mulus setelah Mayo tidak sengaja 'kepo' dan kemudian bertemu dengan mantan kekasih Mor. Konsentrasi pekerjaan keduanya pun seketika menjadi runyam karena 'baper'.

Apesnya lagi saat hari H proses syuting, 'Si Johnny' tiba-tiba saja menghilang. Karir Mayo dan Mor pun dipertaruhkan pada sosok kucing lucu tersebut.
Tema keseharian yang ringan khas komedi drama Thailand menjadikan film ini sangat mudah untuk dimengerti untuk semua kalangan. Walaupun sudah bisa ditebak klimaksnya seperti apa, tapi dijamin kalian yang menonton bakal tersenyum geli karna film ini.
Overall, Cat A.W.O.L dapat menjadi salah satu rekomendasi film yang wajib kalian tonton. Kendati tidak terlalu banyak menghadirkan 'Kucing' dan tidak selucu 'I Fine...Thank You.. Love You', namun film ini layak untuk ditonton, walaupun akhir ceritanya saya kurang puas. Kalau mau di kasih nilai, Film ini layak mendapatkan nilai 08.5/10.0 dari saya. Penasaran? Langsung aja tonton filmnya >o<
Sekian dulu yeth review filmnya, maaf kalau ada salah dalam me-Review Khob khun krub. :*

Mendengar kata film Korea, yang muncul dalam pikiran kita pasti "indah", mulai dari film komedi, sampai yang bertema kolosal history. kali ini ada yang beda film ini mengangkat kisah seorang Gay dan ada unsur bullying-nya juga di film ini, dan film ini tergambarkan dengan apik tanpa ada sentuhan berlebihan. Polesan apa adanya menjadikan film ini nikmat untuk dicermati tanpa ada sangkalan di sepanjang film. Dan saya nyaman mengikuti perjalanan kisah Yong-ju shin (Kwak Si-yang). Karakter utama dalam film Night Flight, besutan sutradara Leesong Hee-il.


Yong-ju adalah siswa SMU yang lumayan berprestasi. Kebetulan dia adalah gay yang masih discreet. Sudah menjadi tradisi, bahwa menjadi gay, yang notabene spontanitas dilabeli banci (dicap feminin walau gak semua gay itu feminim xD) pasti akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Istilah itu kita familiar menyebutnya bullying. Berhubung Yong-ju menyimpan rahasia itu rapat-rapat sehingga dia aman dari perlakuan itu. Namun tidak bagi sekawan teman dia, gi-Taek ( jun-ha Choi) yang menjadi bulan-bulanan geng berandal sekolah mereka yang dipimpin oleh Gi-Woong (Jae-joon Lee). Bertiga sebenernya telah diikat oleh masa lalu. Namun seiring waktu, pribadi-pribadi itu kini tumbuh menjadi sosok yang berbeda satu sama lain sesuai dengan jati diri yang dicarinya.

Yong-ju dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Kedekatan ibu dan anak itu sangat begitu kompak, termasuk pada saat sang ibu hendak mencari pasangan baru untuk menemani hidupnya, yong-ju pun menanggapinya dengan santai. Sama-sama memiliki urusan tapi tidak larut untuk mencampuri urusan satu sama lain. Namun bagi yong-ju, ke-gay-annya bukanlah barang bagus yang bisa dijadikan bahan untuk sebuah obrolan ibu dan anak.

Terlebih, ketika yong-ju didekatkan oleh keadaan terhadap sosok gi-woong. Teman sekelasnya yang saat SMP dulu adalah juga teman satu sekolah. Rasa itu masih tetap sama. Yong-ju semakin mengagumi apapun yang nampak dari sosok Gi-woong. Keangkuhan gi-woong, dinginnya gi-woong hingga semenyebalkannya gi-woong, yong-ju bisa menerimanya dengan suka cita. Hingga dia merasa, bahwa apa yang dia sebut cinta sesadar-sadarnya adalah sekedar bertepuk sebelah tangan. Yong-ju beranggapan bahwa gi-woong kenyataannya bukanlah seperti apa yang dia harapkan. Pupus? Tentu tidak bagi yong-ju. Toh cinta tak harus memiliki, walau sebenernya sakitnya tuh disini (nunjuk dada sebelah kiri).Hingga konflik muncul saat gi-woong yang sedang dikeroyok segerombolan orang dan bermaksud melarikan diri dari kejaran mereka, secara kebetulan langsung merampas sepeda milik yong-ju yang sedang tidak sengaja lewat di lokasi tersebut.




Karena rasa suka, yong-ju semakin larut dalam hubungan yang tidak terjelaskan oleh kata-kata. Di satu sisi, yong-ju senang akhirnya dia punya alasan untuk mendekati Gi-woong, namun di sisi lain dekat dengan Gi-woong berarti dekat dengan masalah. Namun yong-ju memilih opsi pertama. Peduli setan, yang penting bisa dekat Gi-woong, bahagia rasanya. Ada perasaan suka, senang, bahagia dan juga kesal. Semua rasa itu melebur dalam satu ikatan cinta. Yang pada akhirnya gi-woong curiga dan mempertanyakan itu semua kepada yong-ju.

Dan, yong-ju hanya menjawabnya dengan satu ciuman saja. sebuah kejujuran yang patut diacungi jempol. Meskipun dia sadar bahwa bayaran dari jawaban itu adalah pukulan bertubi-tubi. Namun respon yang diberikan gi-woong tidak berarti apa-apa baginya, yong-ju hanya berpesan “jangan bilang siapa-siapa….” (sumpah si Yong-Ju di sini kasian banget sampe ngga tega ngeliatnya) dan Gi-woong tak bisa menerima perlakuan Yong-Ju. Bagaimanapun juga, ada rasa kesal yang tidak bisa diterimanya. Karena dalam diri Gi-woong masih ada naluri bahwa lelaki tidak lah pantas untuk dicintai oleh lelaki. Atau Gi-woong punyan alasan lain kenapa dia menolak sikap “manis” Yong-ju itu.


Semenjak kejadian itu, kedekatan mereka semakin “intim”. Dan seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, bahwa dengan keinginan mereka berdua, tak ayal masalah pun datang. Banyak pertanyaan yang muncul. Apakah gi-woong pada akhirnya akan menerima cinta yong-ju. Bagaimana dengan teman-teman mereka? Apakah berakhir bahagia? Ataukah suram dan penuh derita? xD sebagiannya nonton sendiri yeth... xD penasaran-penasaran dah lu.. :p