REVIEW "IRON LADIES"

01.17.00

Swadee krub...
ngga usah deh panjang lebar yak, karna saya udah ngga sabar mau membagi film ini ke pembaca semua xD, film ini di jamin ngga bakal buat kalian semua kecewa deh, pokoknya nih film top bgt ^o^
Langsung aja yak,kita simak, yuk cus....


Dalam film “Iron Ladies (Satree Lek)” ini menceritakan Mon (Sahaphap Tor) yang bercita-cita menjadi seorang pemain voli profesional. hanya saja disini, tidak semudah membalik telapak tangan, penolakan atas bergabungnya Mon sebagai anggota tim bola voli pria membuat dirinya memilih untuk pulang kampung . Tetapi Jung (Charnchai Nimpulsawasdi), sebagai sahabat sejati malah menyemangati Mon untuk terus berusaha agar cita-citanya tercapai. hingga kesempatan itu benar-benar datang. Mon dan Jung mendaftar di klub bola voli Lampang. Dengan macam diskriminasi dan bentuk protes, nyaris keduanya tidak diterima. hanya saja sang pelatih sangat bijak dan menjunjung sportivitas, sehingga keduanya dinyatakan lolos dan menjadi anggota klub.


Akan tetapi, semuanya tidak berjalan dengan mudah. Karena Mon dan Jung seorang Waria, banyak yang tidak setuju dan memilih keluar dari klub. dan karena itulah, Mon dan Jung berupaya mencari pengganti dari anggota klub yang menyatakan out dari klub. Tak jauh-jauh, keduanya memilih teman lama mereka sewaktu kuliah dulu. Ada Nong serdadu gay, Pia bintang penari kabaret, Wit gay discreet dan Trio genit (April, May dan June). Bergabungnya kembali kelompok IRON LADIES ditambah trio genit ternyata membuahkan hasil. Tidak disangka-sangka mereka ternyata pebola voli handal. dengan spesifikasi keahlian khusus di tiap-tiap bagian membuat kekuatan tim tersebut menjadi solid. Kemenangan mereka di pertandingan tingkat kecamatan menjadi konsumsi media dan menjadi berita sensasional. Perjuangan mereka tidak hanya berhenti sampai disitu. karena masih ada pertandingan di tingkat regional yang akan membawa mereka pada gelar prestisius. Lawan tanding yang “remeh” dan terkadang “melecehkan” tak jarang mereka hadapi. Namun tak ada cara lain selain menghadapi semuanya. Menjadi yang terdepan adalah jalan untuk menembus ke tingkat Nasional.


Penggambaran karakter Jung yang mempunyai orang tua yang bisa menerima keadaan/kondisi anaknya yang seorang waria. Rupa-rupanya menjadi bagian dari misi terselubung atas pendekatan tentang pemikiran, bahwa tak selamanya ada penolakan atas orang tua kepada anaknya yang waria/gay/lesbian/transeksual.
Termasuk juga penampilan Wit yang kehidupannya berkebalikan dengan Jung. Wit adalah Gay discreet yang memutuskan untuk memilih melamar wanita dan hidup bersama kebohongan. Disini digambarkan bahwa apapun bentuknya, orang tua memang mengharapkan yang terbaik untuk anaknya. hanya saja, kadang yang terbaik untuk anaknya belum tentu baik untuk anaknya sendiri. Padahal kejelasan sudah terbukti, yang bisa merasakan sebuah makna kebahagiaan adalah “kita” sendiri. Bukan orang lain, bukan pula orang tua kita. Mereka hanyalah media atau jembatan saja atas kebahagiaan yang akan kita tuju. Dan kalau Mon adalah gay yang tipenya ngga lenje-lenje banget xD.
Ada dialog yang cukup ngena banget menurut saya,

Mon: Apakah kamu pernah mempunyai teman gay?
Chai: Tidak pernah.
Mon: Ada berapa banyak gay yang kamu kenal?
Chai: (terdiam)
Mon: Itulah masalahnya. Kamu tidak punya hak untuk meremehkan kami.

Dan film ini ada season 2 nya juga noh ^o^
Sekian dulu yeth rumpi kita tentang film ini, maaf kalau ada salah dalam me-review, karna film ini saya tonton pake sub Inggris bok xD, dengan pengetahuan bahasa inggris ane yang bisa di bilang kurang xD, saya mencerna film ini hahaha...



You Might Also Like

0 komentar